Silahkan cari di sini

Daftar Isi

Kami selalu membuka kesempatan bagi penulis baru yang ingin mengembangkan ketertarikannya dalam dunia tulis menulis. Namun, kami juga sangat selektif dalam menerima naskah.
Kami hanya menjalin relasi dengan penulis yang benar-benar dapat dan ingin bekerja secara profesional.
Kami terbuka dalam menerima naskah, baik fiksi maupun non fiksi, sesuai dengan ketentuan dan syarat yang sudah kami tetapkan.
Jika kami tertarik dengan naskah Anda, kami akan segera menindak lanjuti melalui email dalam waktu 2 - 3 Minggu.
Kami sangat menghargai tulisan Anda .
Surabaya, Jawa Timur, Indonesia
Salah satu Penerbit Online yang ada di Indonesia. Bertujuan menjembatani bagi penulis untuk mempublikasikan hasil karya Intelektual melalui media cetak berupa buku. Apakah Anda seorang penulis? dan kebingungan mencari penerbit untuk menerbitkan naskah Anda? Tidak Perlu Cemas. Kehadiran Kami adalah Solusi Terbaik Masalah Anda untuk mempublikasikan Hasil Karya Intelektual, untuk semua pembaca di seluruh Indonesia dan Dunia...!

Saran dan Pesan Untuk Penulis

Rabu, 04 Mei 2011

Saran untuk menjadi Penulis Profesional
  1. Jadilah penulis profesional. Minimalkan kesalahan dalam melakukan pekerjaan menulis, baik itu dalam penulisan surat pengajuan naskah kepada Agen. Lakukan sesuai dengan ketentuan dan persyaratan.
  2. Teruslah menulis jika ada penolakan dari Agen, karena penolakan adalah bagian yang tak terelakan dari bisnis, dan jadikan sebagai motivasi untuk terus menulis.
  3. Beritahukanlah kepada Kami, jika Anda mengirimkan naskah ganda ke beberapa Penerbit.
  4. Belajarlah Profesional. Jangan menggunakan gimmicks/gift/hadiah untuk mendapatkan simpati/perhatian dari Agen.
  5. Bersikaplah tegas. Jangan tunduk kepada Penerbit yang tidak profesional dalam menangani naskah Anda.
  6. Adalah awal dari pekerjaan Anda. Jangan pernah menganggap pekerjaan Anda selesai setelah menemukan Penerbit yang besedia menerima naskah Anda.
  7. Bersabarlah menunggu, jangan mengharapkan balasan terlalu cepat, karena pihak Penerbit juga menyeleksi naskah yang lain.
  8. Hendaknya jangan terus-menerus mengirim naskah ke Penerbit jika, naskah Anda pernah ditolak, kecuali jika pihak Penerbit yang meminta.
  9. Bersikaplah profesional jika naskah Anda mengalami penolakan, karena hal ini akan menyangkut reputasi Anda sebagai penulis.

Ada beberapa pesan yang harus kami sampaikan ke penulis
:

  1. Kami sangat memahami bahwa menulis adalah hasil karya pemikiran Intelektual, sebuah panggilan yang sangat personal, yang mungkin telah menjadi mimpi Anda sejak masih kanak-kanak. Kami sangat menghormati penulis dan akan selalu berbagi, itulah sebabnya kami membangun jaringan dengan penulis serta penerbit.
  2. Penerbitan adalah sebuah bisnis yang melibatkan banyak penolakan terhadap setiap proses tahapannya. Salah satunya, jika Agen memberikan tanggapan, "Mohon maaf, terima kasih sudah mengirimkan naskah kepada kami, namun setelah kami pelajari, naskah Anda belum bisa kami terima. Silakan mencoba utuk mengirimkan ke Agen Naskah yang lain, semoga saja dapat diterima." Itulah sebuah realitas bisnis dalam dunia penerbitan.
  3. Berusahalah untuk tetap menulis meskipun naskah Anda pernah mengalami penolakan. Kami sangat menghargai setiap usaha dan pemikiran Anda. Ini adalah bisnis yang sangat objektif dan agen lain mungkin akan lebih menghargai naskah Anda.
  4. Jika kami mengatakan "Tidak" pada naskah Anda, mungkin salah satu alasannya adalah karena ada perubahan trend pasar buku atau naskah Anda belum marketable serta alasan yang lain sesuai dengan daftar analisa kami.

Jika naskah Anda layak diterbitkan
:
  • Berhati-hatilah dalam mencari Agen Naskah yang akan Anda ajak kerjasama.
  • Pelajari surat perjanjian kerjasama dengan teliti supaya tidak merugikan Anda.
  • Negosiasikan berapa share profit/royalty yang akan Anda terima.
  • Kejujuran, kepercayaan dan profesionalisme adalah modal utama dalam menjalin kerjasama.

Untuk itu, teruslah menulis!

Baca Selengkapnya...

Kutipan Profesi Penulis

Minggu, 01 Mei 2011

Artikel ringan ini menyajikan berbagai kutipan dari berbagai tokoh tentang profesi penulis, kegiatan menulis, dan segala hal di sekitarnya. Beberapa kutipan ini akan menyegarkan, memberi semangat, kadang menyentil, menohok, dan mungkin beberapa akan membuat Anda tersenyum simpul.


"Of writing well the source and fountainhead is wise thinking."
By : Horace (65 BC - 8 BC)

"If you don’t have a six-figure deal by the time you’re thirty-five, you’ve failed. In fact, why even be a writer?"
By : James Atlas, essay: The Fall of Fun, "The New Yorker", November, 1996

"When I am dead, I hope it is said,'His sins were scarlet, but his books were read'."
By Hilaire Belloc

"A writer needs loneliness, and he gets his share of it. He needs love, and he gets shared and also unshared love. He needs friendship. In fact, he needs the universe. To be a writer is, in a sense, to be a day-dreamer - to be living a kind of double life."
By Jorge Luis Borges

"Every human being has hundreds of separate people living under his skin. The talent of a writer is his ability to give them their separate names, identities, personalities and have them relate to other characters living with him."
By Mel Brooks

"Literature is a luxury; fiction is a necessity."
By G. K. Chesterton

"Writing a book is an adventure. To begin with, it is a toy and an amusement. Then it becomes a mistress, then it becomes a master, then it becomes a tyrant. The last phase is that just as you are about to be reconciled to your servitude, you kill the monster, and fling him to the public."
By Sir Winston Churchill

"The difference between fiction and reality? Fiction has to make sense."
By Tom Clancy

"Literature is the art of writing something that will be read twice; journalism what will be read once."
By Cyril Connolly, Enemies of Promise, 1938

"Better to write for yourself and have no public, than to write for the public and have no self."
By Cyril Connolly

"The secret of good writing is to say an old thing in a new way or to say a new thing in an old way."
By Richard Harding Davis

"I love being a writer. What I can't stand is the paperwork."
By Peter De Vries

"There's one good kind of writer -- a dead one."
By James T. Farrell

"Writing is easy. All you do is stare at a blank sheet of paper until drops of blood form on your forehead."
By Gene Fowler

"Only those things are beautiful which are inspired by madness and written by reason."
By André Gide

"Author: A fool who, not content with having bored those who have lived with him, insists on tormenting generations to come."
By Montesquieu

"When something can be read without effort, great effort has gone into its writing."
By Enrique Jardiel Poncela

"I don't believe in it. All writing is difficult. The most you can hope for is a day when it goes reasonably easily. Plumbers don't get plumber's block, and doctors don't get doctor's block; why should writers be the only profession that gives a special name to the difficulty of working, and then expects sympathy for it?"
By Philip Pullman, answering "What do you do about writer's block?"

"To finish is a sadness to a writer - a little death. He puts the last word down and it is done. But it isn't really done. The story goes on and leaves the writer behind, for no story is ever done."
By John Steinbeck

"The reading of a poem should be an experience. Its writing must be all the more so."
By Wallace Stevens, Adagia

"Each writer is born with a repertory company in his head. Shakespeare has perhaps twenty players, and Tennessee Williams has about five, and Samuel Beckett one - and maybe a clone of that one. I have ten or so, and that's a lot. As you get older, you become more skillful at casting them."
By Gore Vidal

"There are very few professions in which people just sit down and think hard for five or six hours a day all by themselves. Of course it’s why you want to become a writer — because you have the liberty to do that, but once you have the liberty you also have the obligation to do it."
-Tobias Wolff

"Writing a book is an adventure. To begin with, it is a toy and an amusement. Then it becomes a mistress, then it becomes a master, then it becomes a tyrant. The last phase is that just as you are about to be reconciled to your servitude, you kill"
By Sir Winston Churchill

"The good writing of any age has always been the product of someone's neurosis, and we'd have a mighty dull literature if all the writers that came along were a bunch of happy chuckleheads."
By William Styron, interview, Writers at Work, 1958

"I get a fine warm feeling when I'm doing well, but that pleasure is pretty much negated by the pain of getting started each day. Let's face it, writing is hell."
By William Styron

"Some editors are failed writers, but so are most writers."
By T. S. Eliot (1888 - 1965)

"The cure for writer's cramp is writer's block."
By Inigo DeLeon

"The only reason for being a professional writer is that you can't help it."
By Leo Rosten (1908 - )

"Writers should be read, but neither seen nor heard."
By Daphne du Maurier (1907 - 1989)

"A writer is a person for whom writing is more difficult than it is for other people."
By Thomas Mann (1875 - 1955)

"Inspiration is wonderful when it happens, but the writer must develop an approach for the rest of the time... The wait is simply too long."
By Leonard Bernstein (1918 - 1990)

"A good many young writers make the mistake of enclosing a stamped, self-addressed envelope, big enough for the manuscript to come back in. This is too much of a temptation to the editor."
By Ring Lardner (1885 - 1933), "How to Write Short Stories"

"Advice to writers: Sometimes you just have to stop writing. Even before you begin."
By Stanislaw J. Lec (1909 - 1966), "Unkempt Thoughts"

"If a writer wrote merely for his time, I would have to break my pen and throw it away."
By Victor Hugo (1802 - 1885)

"The way you define yourself as a writer is that you write every time you have a free minute. If you didn't behave that way you would never do anything."
By John Irving (1942 - )

"For a true writer each book should be a new beginning where he tries again for something that is beyond attainment. He should always try for something that has never been done or that others have tried and failed. Then sometimes, with great luck, he will succeed."
By Ernest Hemingway (1899 - 1961), in his Nobel Prize acceptance speech

"Detail makes the difference between boring and terrific writing. It’s the difference between a pencil sketch and a lush oil painting. As a writer, words are your paint. Use all the colors."
By Rhys Alexander, Writing Gooder, 12-09-05

"A scrupulous writer, in every sentence that he writes, will ask himself at least four questions, thus: 1. What am I trying to say? 2. What words will express it? 3. What image or idiom will make it clearer? 4. Is this image fresh enough to have an effect?"
By George Orwell (1903 - 1950), "Politics and the English Language", 1946

"My most important piece of advice to all you would-be writers: when you write, try to leave out all the parts readers skip."
By Elmore Leonard

"Writers aren't exactly people...they're a whole lot of people trying to be one person."
By F. Scott Fitzgerald (1896 - 1940)

"A writer is not a confectioner, a cosmetic dealer, or an entertainer. He is a man who has signed a contract with his conscious and his sense of duty."
By Anton Chekhov (1860 - 1904)

"Writing is not necessarily something to be ashamed of, but do it in private and wash your hands afterwards."
By Robert Heinlein (1907 - 1988)

"It took me fifteen years to discover that I had no talent for writing, but I couldn't give it up because by that time I was too famous."
By Robert Benchley (1889 - 1945)

"The skill of writing is to create a context in which other people can think."
By Edwin Schlossberg

"Writing is the only profession where no one considers you ridiculous if you earn no money."
By Jules Renard (1864 - 1910)

"Never tell anyone that you're writing a book, going on a diet, exercising, taking a course, or quitting smoking. They'll encourage you to death."
By Lynn Johnston (1947 - ), For Better or For Worse, 07-15-06

Any word you have to hunt for in a thesaurus is the wrong word. There are no exceptions to this rule.
By Stephen King (1947 - ), "Everything You Need to Know About Writing Successfully - in Ten Minutes", 1988

"Learn as much by writing as by reading."
By Lord Acton

"If you don't have the time to read, you don't have the time or the tools to write."
By Stephen King (1947 - ), On Writing

"Without words, without writing and without books there would be no history, there could be no concept of humanity."
By Hermann Hesse (1877 - 1962)

"I can't believe it! Reading and writing actually paid off!"
By Matt Groening (1954 - ), The Simpsons

"Not because writing is much pleasure; but not to write is pain."
By Frank Laurance Lukas

"Yes, there is a Nirvanah; it is leading your sheep to a green pasture, and in putting your child to sleep, and in writing the last line of your poem."
By Kahlil Gibran (1883 - 1931), Essay on Robert Frost, quoted in N. Y.. Times: Obit-Editorial, April 1982



Mana kutipan favorit Anda...?!!?


Dikutip dari berbagai sumber
dan silahkan terjemahkan sendiri

Baca Selengkapnya...

Cara Menulis Surat Pengantar yang Baik

Setelah sebelumnya membahas tentang bagaimana menulis sinopsis dan bio data, bahasan kali ini adalah membahas surat pengantar (cover letter). Surat pengantar ini adalah elemen yang sangat penting jika Anda ingin mengirimkan naskah kepada suatu penerbit. Surat ini adalah yang pertama kali dan pasti pertama kali dibaca seorang editor pada waktu menerima suatu naskah. Surat ini akan memberikan impresi pertama pada naskah Anda. Sebagai contoh, bayangkan Anda adalah seorang editor dan Anda menerima naskah dengan surat pengantar seperti "Hi, ini naskah gue." Apa yang akan ada di dalam otak Anda sebagai editor kalau menerima surat pengantar seperti ini. So what?!? Kalau editornya baik hati, ia masih mau membaca naskah Anda, tapi kalau ia super sibuk, ia mungkin akan membaca naskah Anda sambil lalu. Kecuali naskah Anda benar-benar impresif, besar kemungkinan naskah Anda akan masuk tong sampah.

Jadi, camkan bahwa surat pengantar naskah sama sekali bukan hal sepele. Ia dapat membantu naskah Anda diterima penerbit atau malah membuat naskah Anda ditolak penerbit. Anda harus membuat surat pengantar dengan benar kalau ingin naskah Anda diterima. Surat pengantar yang baik memang tidak menjamin naskah Anda diterima, tetapi surat pengantar yang tidak karuan memperbesar peluang editor tidak membuka naskah Anda sama sekali.

Berikut ini adalah tips-tips yang harus Anda perhatikan untuk membuat surat pengantar yang baik dan benar.

  1. Gunakan bahasa formal. Tunjukkan bahwa Anda adalah seorang penulis profesional. Walaupun naskah yang Anda tulis memiliki tema yang ngepop, tetap tulis dengan bahasa formal.
  2. Gunakan format surat formal, seperti kepala, badan dan penutup surat.
  3. Tuliskan kata-kata dengan kalimat sopan. Bagaimanapun Anda harus menunjukkan etiket dalam berkirim surat.
  4. Tuliskan seluruh isi surat secara singkat. Editor adalah orang yang sibuk, jadi jangan berpayah-payah berbasa-basi.
  5. Tujukan kepada editor yang bersangkutan secara langsung bila Anda mengetahui namanya.
  6. Tuliskan tujuan Anda dengan jelas, apakah Anda memasukkan naskah untuk lomba, atau apakah Anda memasukkan naskah untuk diterbitkan, atau lainnya. Setiap surat yang ditulis tentu memiliki tujuan.
  7. Jelaskan siapa diri Anda secara singkat. Tidak perlu panjang lebar menjelaskan setiap prestasi menulis Anda. Editor bisa membacanya di bio data. Anda dapat menjelaskan latar belakang penulisan Anda yang sesuai dengan isi naskah.
  8. Jelaskan tentang naskah Anda secara singkat. Misalnya latar belakang penulisan dan keunggulan naskah Anda dibanding naskah lain yang sudah terbit.
  9. Tuliskan penutup surat yang standar. Cukup "Terima kasih". Tidak perlu merayu editor berlebihan. Editor sudah eneg setiap hari membaca tulisan. Tidak akan mempan.
  10. Jika Anda menulis surat pengantar via email, tetap gunakan format surat formal. Mengirim surat via email bukan alasan untuk menulis seenak jidat seperti Anda menulis email untuk teman. Jangan lupa, tuliskan subyek email yang jelas.

Intinya surat pengantar adalah menjelaskan tujuan dikirimnya naskah, siapa diri Anda, dan seperti apa naskahnya. Dengan menuliskan surat pengantar yang baik dan benar, sebenarnya Anda juga menghargai hasil karya Anda sendiri. Bayangkan siapa orang tua yang tidak bangga saat mengenalkan anaknya? Cara Anda menulis surat pengantar menunjukkan bagaimana Anda menghargai karya Anda sendiri. Jika Anda tidak melakukannya, bagaimana Anda mengharap orang lain (dalam hal ini editor) untuk melakukan hal yang sama.

Jadi setelah membaca artikel ini, jangan sampai Anda menuliskan "Hi, ini naskah gue." SO WHAT!!!




oleh Didik Wijaya
Copyright by Penerbit Buku Fajar Satria

Baca Selengkapnya...

Cara Menulis Biodata yang Baik

Setelah sebelumnya saya menulis tentang panduan cara menulis sinopsis yang baik, kali ini giliran panduan tentang cara menulis bio data yang ikut serta dikirimkan bersama naskah ke penerbit. Tidak dapat dipungkiri pula bahwa masih banyak yang membuat bio datanya sendiri dengan seadanya, cuma sebagai pelengkap persyaratan pengiriman naskah. Padahal banyak keputusan mengenai diterbitkannya suatu naskah dipengaruhi oleh bio data penulisnya. Nah, tulisan ini akan membahas bagaimana membuat bio data penulis dengan baik dan benar

Sebenarnya untuk menulis bio data tidak ada yang sulit, karena materinya jelas-jelas sudah ada karena merupakan kehidupan Anda sendiri. Namun kesalahan terbesar hampir semua orang adalah menuliskannya dengan cara sama seperti waktu ia melamar pekerjaan biasa. Banyak orang yang hanya sekedar mengkopi dari resumenya. Harus diingat bahwa bio data ini digunakan untuk memuluskan langkah Anda menjadi penulis. Maka tentu saja isinya pun harus berkaitan dengan hal tersebut.

Tanpa banyak bicara panjang lebar lagi, berikut ini adalah tips umum untuk menuliskan bio data Anda:

  1. Jujur. Ini adalah salah satu elemen terpenting pada saat menuliskan bio data. Sekali Anda tidak jujur dan ketahuan maka kemungkinan besar Anda akan dimasukkan dalam daftar hitam penerbit. Jangan pula melebih-lebihkan fakta yang ada.
  2. Tuliskan apa yang relevan dengan karir Anda sebagai penulis atau relevan dengan isi buku yang Anda tulis. Misalnya Anda menulis topik tentang bonsai, Anda dapat mencantumkan jabatan Anda di perkumpulan bonsai, pengalaman Anda menekuni bidang bonsai atau pengalaman Anda mengikuti kejuaraan bonsai. Tapi kalau Anda menuliskan pendidikan atau karir Anda di bidang teknik, tentu hal ini malah membuat editornya geleng-geleng kepala dan tidak percaya pada apa yang Anda tulis.
  3. Format penulisan biasanya tidak mengikat. Mau dibuat dengan sistem tabel, narasi atau apa saja biasanya penerbit tidak memersoalkan, yang penting jelas dan menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami.
  4. Jangan terlalu banyak menuliskan biodata sampai berlembar-lembar. Cukup satu atau maksimal dua lembar.


Berkaitan dengan poin no 2, beberapa hal tentang apa yang perlu dicantumkan dan yang tidak dicantumkan di dalam bio data dapat dilihat di bawah ini:

  • Data pribadi. Data ini tentu harus dicantumkan, yaitu nama, alamat dan kontak. Sediakan sebanyak mungkin kontak sehingga memudahkan penerbit untuk menghubungi Anda. Bila Anda memiliki website, blog, email silakan dicantumkan.
  • No rekening. Cantumkan hanya apabila penerbit mensyaratkannya.
  • Latar belakang pendidikan, dan pengalaman kerja. Cantumkan secara detail hanya apabila relevan dengan isi buku Anda. Jika tidak relevan tetapi tetap ingin mencantumkan, tuliskan hanya sekilas saja.
  • Pengalaman berorganisasi. Walaupun tidak relevan dengan isi buku, kadangkala bila Anda memiliki banyak teman dan tergabung suatu komunitas tertentu (apalagi bila Anda menjadi pengurus aktif di dalamnya) juga bisa menjadi nilai tambah bagi bio data Anda. Kalau sama dengan topik buku lebih baik lagi.
  • Pengalaman menulis. Jika Anda sudah pernah menulis buku, atau menulis artikel di majalah cantumkan hal tersebut dan judul-judulnya. Ini akan menjadi nilai tambah bagi Anda, apalagi kalau buku sebelumnya termasuk buku laris.
  • Penghargaan yang pernah diterima. Jika Anda pernah mendapatkan penghargaan di bidang yang Anda tulis sebagai buku atau memenangkan sayembara penulisan cantumkan hal tersebut.
  • Foto. Tidak menjadi keharusan. Jika Anda merasa pede dan yakin foto Anda tidak membuat enek penerbitnya silakan dilampirkan.
  • Fotokopi ijazah, sertifikat dan piagam. Tidak perlu dilampirkan karena hanya akan membuang uang fotokopi Anda.

Semoga artikel ini bisa menjadi panduan Anda untuk membuat bio data yang profesional. Amin...



oleh Didik Wijaya

Copyright by Penerbit Buku Fajar Satria

Baca Selengkapnya...

Cara Menulis Sinopsis yang Baik

Penerbit yang menerima naskah untuk diterbitkan biasanya mensyaratkan naskah yang dikirim disertai oleh sinopsis. Banyak penulis kadang cuek dengan penulisan sinopsis dan menulis sinopsis seadanya. Padahal itu sangat merugikan dirinya sendiri. Nah di dalam artikel ini kita akan membahas sebenarnya apa itu sinopsis, apa peran sinopsis dan bagaimana menulis sinopsis yang baik.

APA ITU SINOPSIS
Anda tentu pernah membeli buku di toko buku kan? Nah, tahu sendiri kan bagaimana susahnya mencari buku yang diinginkan di antara tumpukan buku yang ribuan jumlahnya di toko buku. Kita tentu akan mencari buku yang sesuai dengan minat dan kebutuhan kita. Kita akan kesulitan jika harus membaca seluruh isi buku satu persatu. Itulah fungsi sinopsis yang ada di belakang cover buku. Sinopsis tersebut memberikan gambaran sekilas dan menyeluruh terhadap isi buku sehingga kemudian Anda dapat menentukan apakah Anda akan membaca lebih lanjut isi buku tersebut.

Apakah Anda pernah membuat skripsi? Di awal skripsi selalu dibuat ringkasan eksekutif (executive summary) yang biasanya hanya berkisar 1/2-1 halaman. Seperti namanya ringkasan ini dibuat untuk para eksekutif, misalnya dosen penguji, yang terlalu sibuk atau tidak sempat membaca semua naskah. Benar kan, mana ada dosen penguji yang membaca seluruh isi skripsi sampai titik komanya. Ringkasan itu akan memberi gambaran pada para eksekutif itu seperti apa sebenarnya isi skripsi tersebut. Sama seperti sinopsis.

FUNGSI SINOPSIS
Fungsi sinopsis yang Anda kirimkan beserta naskah kepada penerbit juga demikian, sama seperti ringkasan eksekutif pada skripsi. Penerbit menerima ratusan bahkan ribuan naskah yang harus dibaca dan diteliti setiap hari. Dari membaca sinopsis, editor akan tahu setidaknya gambaran isi naskah tersebut. Boleh dibilang sinopsis menjadi gerbang awal yang menentukan naskah Anda selanjutnya akan dibaca atau tidak oleh editor yang bersangkutan. Dari sinopsis, editor dengan mudah akan tahu apakah naskah yang dikirimkan sesuai dengan visi dan misi penerbitannya atau tidak. Fungsi sinopsis akan makin besar pada penerbit skala besar. Jadi walaupun sepele sinopsis ini sangat besar fungsinya.

Dengan adanya sinopsis kerja editor yang memeriksa naskah juga akan lebih cepat. Tentunya ini berpengaruh pada karir Anda sebagai penulis. Dengan jawaban yang lebih cepat dari penerbit, entah itu diterima atau tidak, tentu akan sangat membantu langkah Anda selanjutnya.

TIPS MENULIS SINOPSIS YANG BAIK
Setelah kita tahu peran dan fungsi sinopsis, sekarang kita akan membahas bagaimana menulis sinopsis yang baik. Di bawah ini ada beberapa tips yang dapat menjadi acuan:

Sinopsis sebaiknya tidak lebih dari satu halaman. Sepertinya mudah menulis sinopsis satu halaman daripada menulis satu novel. Jika Anda sudah mencobanya, mungkin Anda akan berpikir sebaliknya. Bahkan jika Anda dapat menceritakan seluruh isi naskah Anda dalam satu paragraf saja, itu lebih baik.
Jangan menulis sinopsis dengan bentuk seperti resensi. Sinopsis berbeda dengan resensi. Sinopsis secara obyektif menceritakan isi buku, sedangkan resensi adalah ulasan tentang buku yang berisi pendapat pribadi tentang kelebihan dan kekurangan suatu buku. Editorlah yang akan menilai naskah Anda, bukan Anda.
Berbeda dengan resensi, sinopsis yang Anda kirimkan pada penerbit dapat menceritakan seluruh isi buku termasuk elemen-elemen penting yang dirahasiakan dan menjadi kejutan. Di dalam resensi, hal ini tidak dianjurkan karena akan merusak keasyikan membaca orang lain.
Jangan mencontoh mutlak sinopsis yang ada di cover belakang buku yang dijual di pasaran. Sinopsis yang ada di situ biasanya sudah tidak murni sinopsis karena sudah ada muatan promosinya. Sinopsis yang Anda kirimkan untuk penerbit adalah sinopsis yang menceritakan isi buku, tidak kurang tidak lebih.
Jangan gunakan bahasa sastra yang berbelit-belit. Gunakan bahasa formal yang memudahkan editor untuk memahami naskah Anda secara keseluruhan.
Pastikan keunggulan naskah Anda terdapat di dalam sinopsis. Apakah itu idenya, keunikan temanya, dll. Tentunya tidak dengan memuji-muji keunggulan tersebut, tetapi dengan menyatakan keunggulan tersebut secara obyektif.

Selamat membuat sinopsis



Oleh Didik Wijaya
Copyright by Penerbit Buku Fajar Satria

Baca Selengkapnya...

Waktu yang Baik untuk Menulis

Setiap orang diberi waktu yang sama setiap hari. 24 jam. Tidak kurang, tidak lebih. Namun tidak semua orang bisa memanfaatkan waktu dengan baik. Termasuk kita yang menjadi seorang penulis, seringkali sulit sekali mendapatkan waktu luang untuk menulis. Terlebih kalau menulis bukan merupakan pekerjaan utama atau kita baru mengawali karir sebagai penulis. Kita seakan-akan selalu disibukkan oleh berbagai kegiatan sehari-hari yang harus dilakukan, sehingga rasanya 24 jam sehari masih kurang. Kenyataannya, dengan beberapa langkah sederhana, Anda dapat mendapatkan waktu yang berharga untuk menulis, betapapun sibuknya Anda.

1. Kurangi menonton TV.
Anda mungkin tidak sadar betapa banyak waktu yang Anda habiskan di depan "kotak ajaib" yang siap membius Anda selama 24 jam non-stop. Anda akan mendapatkan banyak waktu luang dengan hanya mengurangi menonton TV. Waktu luang itu dapat Anda gunakan untuk menulis. Jika Anda membutuhkan hiburan, alih-alih menonton TV, nyalakan musik dan membaca. Hal ini akan lebih menunjang karir Anda sebagai penulis.

2. Bawalah buku jurnal atau notebook Anda kemana saja.
Jika Anda bepergian, Anda akan menemukan waktu-waktu luang yang biasanya terbuang percuma. Menunggu seseorang, di dalam perjalanan, menunggu antrian dokter, menunggu jam sekolah dimulai, menunggu anak selesai sekolah, dll. Waktu terbuang ini bisa dimanfaatkan dengan baik. Daripada Anda bengong di jalan, atau suntuk sambil membaca majalah bulukan di tengah mengantri, yang mungkin beritanya sendiri sudah usang, Anda mungkin sudah bisa menghasilkan beberapa lembar tulisan.

3. Manfaatkan waktu dengan efektif. Gosip, jalan-jalan di mall, atau hang out berlebihan mungkin akan menghabiskan banyak waktu Anda. Sebagai penulis, Anda membutuhkan interaksi dengan banyak orang. Namun kurangilah aktivitas yang hanya menghabiskan waktu Anda dan tidak menghasilkan apapun bagi karir Anda sebagai penulis.

4. Disiplin membagi waktu dengan meluangkan waktu tertentu untuk menulis.
Misalnya di pagi hari, atau di malam hari, atau waktu apa saja yang Anda sukai. Konsekuensinya Anda harus berusaha agar Anda tidak terganggu oleh aktivitas lain di waktu menulis tersebut. Jika Anda mengalokasikan waktu di pagi hari, tuntaskan segala tugas Anda di malam sebelumnya. Persiapkan sarapan, pakaian untuk memulai hari dll di malam sebelum Anda tidur, sehingga sewaktu Anda bangun, Anda bisa berkonsentrasi sepenuhnya di pagi yang singkat untuk menulis.

Setelah Anda membaca artikel di atas, Anda tentunya akan dapat menerapkan tips sederhana di atas. Yang diperlukan hanya kemauan untuk melakukannya.


Oleh Didik Wijaya
Copyright by Penerbit Buku Fajar Satria

Baca Selengkapnya...

Tahapan untuk Menulis

Apabila saat ini Anda ingin memulai pekerjaan sebagai penulis, Anda mungkin bertanya-tanya bagaimana cara menulis dengan baik, efisien dan efektif. Ada banyak cara yang dapat digunakan seorang untuk bisa menulis. Setiap orang berbeda-beda. Namun pada prinsipnya dapat dibagi dalam 5 tahap kegiatan. Anda dapat mengikuti tahapan-tahapan ini, yang dapat berlaku untuk penulisan fiksi ataupun non-fiksi.

1. Tahap pertama adalah menentukan tema atau topik atau ide utama yang akan Anda tulis.
Anda sebaiknya menulis dalam bidang yang Anda kuasai. Alternatif lain adalah Anda dapat menulis bidang yang Anda kuasai. Jika sedang menulis fiksi Anda dapat menulis genre yang Anda sukai. Keuntungan apabila Anda menulis hal yang Anda sukai, Anda akan lebih enjoy dan lebih serius dalam menulis naskah tersebut. Sebenarnya Anda tidak dilarang untuk menulis di luar bidang yang Anda kuasai, tetapi Anda akan jauh lebih mudah menulis bidang yang Anda kuasai, dan pada akhirnya buku Anda akan jauh lebih cepat terbitnya. Baca juga artikel Mencari Ide, yang akan membantu Anda untuk mencari ide utama tulisan Anda.

2. Tahap kedua adalah melakukan riset.
Lakukanlah semua hal yang diperlukan untuk mendapatkan data yang Anda inginkan, dengan membaca, mencatat, observasi, mengkliping. Kumpulkan semua data dalam satu tempat. Sebaiknya Anda menggunakan jurnal. Organisasikan dengan rapi, agar dapat mudah dicari apabila diperlukan. Anda harus memasikan bahwa data yang Anda miliki valid dan akurat, sehingga apa yang Anda tulis dapat dipertanggung jawabkan. Apabila Anda menulis novel, dengan setting dan karakter yang sudah Anda riset, Anda memiliki karakter yang seakan-akan nyata.

3. Tahap ketiga adalah membuat kerangka atau outline dengan memilih topik atau ide mana yang akan Anda gunakan.
Beberapa penulis fiksi melewatkan tahap ini, atau cukup dengan membuat kerangka di luar kepala, mereka langsung menulis apa yang ada di kepalanya. Namun tidak semua orang bisa menulis dengan cara ini. Sebaiknya Anda tetap membuat kerangka atau outline ini supaya tulisan atau cerita Anda memiliki konsistensi dan alur yang baik. Anda akan dengan mudah melihat alur tulisan dengan hanya membaca kerangka.

4. Tahap keempat, tentu saja Anda harus menulis.
Carilah waktu untuk menulis. Kadang Anda akan banyak mengalami hambatan untuk menulis. Anda harus mengatasi hambatan ini, sehingga tulisan Anda selesai dalam waktu yang sudah ditentukan.

5. Tahap terakhir adalah membaca kembali tulisan Anda.
Jangan langsung mengirimkannya ke penerbit. Simpan terlebih dahulu beberapa waktu dan baca kembali. Anda akan terkejut sewaktu membaca sediri tulisan Anda. Revisi kembali apabila terdapat kesalahan, termasuk kesalahan ketik,gramatika, tata bahasa. Jangan segan untuk menulis ulang dengan ide baru yang lebih segar. Pastikan bahwa yang Anda kirimkan adalah yang terbaik, karena Anda akan dinilai berdasar pada apa yang Anda kirimkan.



Oleh Didik Wijaya
Copyright by Penerbit Buku Fajar Satria

Baca Selengkapnya...

Sumber Ide Menulis

Situasi paling mengerikan yang dialami oleh penulis adalah saat kepalanya kosong, blank, tidak memiliki ide tentang apa yang hendak ditulis. Mata nanar menatap halaman kertas atau layar komputer yang putih polos. Ide yang diharapkan tidak pernah mampir. Padahal sebenarnya ada banyak sumber-sumber ide yang tersedia di sekeliling Anda. Mungkin Anda hanya tidak menyadarinya dan melewatinya. Nah, di dalam tulisan ini ada beberapa sumber-sumber tempat mencari ide untuk tulisan Anda.

1. Buku, majalah dan media cetak lainnya
Buka perpustakaan pribadi Anda, cari buku yang menarik perhatian Anda dan baca. Ambil majalah, perhatikan setiap artikel. Pikirkan apa yang bisa Anda buat dari materi yang Anda baca itu. Cerita, puisi, artikel yang ada di sana bisa menginspirasi Anda

2. Obrolan
Rumpian, obrolan ringan atau kumpul-kumpul sesama teman arisan atau saudara bisa menjadi sumber ide yang dahsyat. Cuma jangan terlalu terbawa suasana, saking asyiknya ngerumpi, akhirnya Anda malah lupa tujuan semula

3. Bepergian
Keluarlah dari rumah Anda sementara waktu. Tidak perlu jauh-jauh. Kalau Anda punya uang dan bisa bepergian ke berbagai tempat yang eksotis itu lebih baik. Kalaupun tidak bisa cukup di dalam kota Anda. Cuma sekarang, gunakan cara bepergian yang lain. Kalau biasanya Anda naik mobil pribadi, kali ini cobalah naik angkutan umum. Sebisa mungkin jangan pergi ke mal, pergilah ke pasar seni, galeri, museum, dll. Perhatikan keunikan orang-orang di sekitar Anda. Anda akan menemukan ide tersebar di mana-mana.

4. Komunitas
Jika Anda ingin menulis di satu bidang tertentu, cara terbaik adalah bergabung dengan komunitas yang menekuni bidang tersebut. Dari diskusi antar sesama anggota komunitas akan terungkap problem, permasalahan dan solusi yang ingin dicapai. Hal tersebut bisa diangkat menjadi ide.

5. Mimpi
Tidak semua orang bermimpi waktu tidur. Tetapi bila Anda bermimpi apapun, kemungkinan isi mimpi itu bisa menjadi ide cerita Anda ketimbang Anda repot ke dukun mencari tafsirnya.

6. Diary atau jurnal
Bersyukurlah kalau dulu Anda rajin menulis diari atau jurnal. Buka kembali lembaran diari tersebut, baca kembali dan cari hal yang bisa menjadi ide tulisan.

7. Film
Beli atau pinjam film di rental. Cari film yang unik yang biasanya jarang Anda tonton. Pertimbangkan untuk menonton film yang menang di berbagai kompetisi. Tonton berkali-kali dan pikirkan apa yang bisa Anda buat dari film yang Anda tonton itu.

8. Televisi
Yang dimaksud televisi di sini, bukan tayangan televisi swasta di Indonesia yang amburadul, yang sinetronnya kalau nggak melotot dan teriak-teriak nggak puas. Tapi berbahagialah kalau televisi kabel masuk ke rumah Anda (bukan promosi), tapi di sana Anda bisa menonton Discovery Channel, atau National Geographic Channel. Mereka bisa menjadi sumber informasi bagi Anda.

9. Musik
Buka sampul kaset atau CD punya Anda, baca liriknya, resapi sambil mendengarkan lagunya. Lirik suatu lagu bisa menjadi inspirasi sebuah cerita

10. Internet
Internet adalah sumber informasi yang tidak ada habisnya. Luangkan waktu untuk mencari berbagai informasi di internet, usahakan saja supaya tidak tersesat.

Sebenarnya ide ada dimana-mana. Ide yang muncul saat Anda termenung, atau jongkok di kamar mandi (kok bisa ya:) sebenarnya muncul dari bawah sadar Anda, yang muncul dari akumulasi dari apa saja yang Anda lihat, rasakan sehari-hari. Buat kebanyakan orang, ide tidak datang dari langit. Maka dari itu, mendekatlah kepada sumber-sumber ide yang sudah disebutkan di atas.


oleh Didik Wijaya
Copyright by Penerbit Buku Fajar Satria

Baca Selengkapnya...

Mencari Ide untuk Menulis

Banyak cara yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan ide. Ada yang jongkok berlama-lama di kamar mandi sambil merokok sampai mendapatkan ide cemerlang. Ada yang pergi jauh-jauh ke desa terpencil untuk menyepi. Ada yang melamun, sambil menatap kertas putih di hadapannya atau halaman putih di layar komputer sambil jarinya mengetuk-ngetuk menja. Tidak ada yang salah dengan semua cara itu. Semua orang punya cara unik untuk mendapatkan ide.

Semua cara di atas punya kesamaan. Kita menunggu sampai ide itu datang. Kalau cepat datang sih ok. Tetapi kalau kereta idenya mogok entah dimana, proses menunggu ini bisa sangat lama. Tentunya Anda tidak akan segera berproduksi. Padahal di sekitar Anda bertebaran ide-ide. Anda mungkin melewatkannya.

Sempatkan diri Anda untuk membaca lebih banyak. Sediakan waktu khusus untuk membaca, sedikitnya 30 menit sehari. Baca apa saja. Majalah, koran, buku, novel, roman, sastra. Apa saja yang menarik perhatian Anda. Semua yang Anda baca bisa menjadi ide.

Berjalan-jalanlah. Perhatikan lingkungan Anda. Kegiatan sepele seperti berjalan-jalan bisa mendatangkan ide.

Tunggu ! Mungkin Anda protes, "Saya sudah membaca ratusan buku, majalah, koran, apa saja yang bisa saya bisa. Bahkan kertas bungkus gorengan pun saya buka dan saya baca. Saya juga sudah melanglang buana kemana saja. Tidak ada sejengkal tanahpun yang belum saya injak-injak. Tetapi kenapa saya tetap sulit mendapatkan ide?"

Jawabannya sederhana saja, "Anda hanya melewatkannya." Kita hidup di jaman informasi. Lebih mudah penulis sekarang untuk mendapatkan informasi daripada penulis jaman dulu. Suratkabar, TV, dan apalagi sekarang sudah ada internet. Transportasi lebih mudah. Mau ke belahan dunia bisa naik pesawat terbang. Dulu cuma ada kapal laut. Problemnya adalah kita melewatkan informasi begitu saja. Ini adalah fenomena baru di dunia informasi. Kita cenderung membaca dengan cepat suatu headline demi headline. Jari-jari jemari kita dengan mudah mengganti channel TV. Akibatnya kita memperlakukan otak kita seperti tong sampah. Semua informasi masuk dan terbuang dengan cepat. Kita cukup bahagia dengan hanya sebatas mengetahui informasi.

Untuk mendapatkan ide dari semua yang Anda lihat atau dengarkan, Anda harus mengubah cara Anda memperlakukan informasi. Pada saat Anda membaca sesuatu. Berhenti. Benar-benar berhenti. Kemudian pikirkan apa saja yang bisa Anda lakukan dengan informasi itu. Imajinasikan. Biarkan pikiran liar Anda berkelana. Saat Anda membaca koran, ada ulasan tentang penyakit flu burung. Dari koran tersebut, Anda mengetahui bahwa virus tersebut tidak menular dari unggas kepada manusia secara langsung. Jika Anda berpindah ke berita lain, maka berita itu hanya menjadi berita.

Bagaimana jika Anda berhenti, dan kemudian menggunakan formula sakti "WHAT IF...."

Bagaimana jika penyakit tersebut menular dari unggas kepada manusia? Bagaimana jika muncul virus strain baru yang lebih berbahaya? Bagaimana jika virus itu sebetulnya telah menjangkiti suatu keluarga di suatu desa terpencil? Bagaimana jika kemudian ada pendatang yang kemudian tertular? Bagaimana jika pemerintah dan masyarakat panik dan menuduh keluarga itu memiliki virus menular yang perlu di basmi? Bagaimana Anda membayangkan ketakutan keluarga itu? Bagaimana jika anak keluarga itu memiliki teman yang kemudian dipisahkan paksa karena takut tertular? Bagaimana perjuangan ayah keluarga itu untuk melindungi anggota keluarganya? Dan seterusnya Anda bisa melanjutkan sendiri.

Semuanya hanya dari satu berita. Anda hanya perlu berhenti dan memikirkan apa saja yang bisa Anda lakukan dengan apa saja yang Anda lihat dan dengar. Anda tidak mau otak Anda menjadi tong sampah saja kan?

Oleh Didik Wijaya
Copyright by Penerbit Buku Fajar Satria
Baca Selengkapnya...